Kamis, 04 September 2008

Tetap Fit Selama Ramadhan


Marhaban ya Ramadan. Mereka yang beragama Islam kembali mendapat kesempatan untuk menjalankan puasa, dan memperoleh limpahan pahala berlipat selama sebulan penuh. Nah, meski harus menahan lapar dan dahaga sepanjang hari, puasa sebaiknya tak dijadikan alasan untuk terlalu drastis mengurangi aktivitas sehari-hari. Sambil beribadah, kerja rutin harus tetap diselesaikan. Sebab itu, cobalah untuk tetap menjaga kondisi tubuh yang prima, walaupun perut harus kosong selama 12 jam.

Kita sebenarnya bisa tetap fit saat berpuasa, asal tahu cara menyiasatinya. Dr. Farouk Haffejee, pakar kesehatan dari Asosiasi Dokter Islam (Islamic Medical Association) Durban, Afrika Selatan menjelaskan caranya. Menurut Haffejee, menjaga stamina di siang hari saat puasa tak bisa didapat dengan asal mengonsumsi lebih banyak makanan saat sahur. Yang lebih penting adalah menyiasatinya agar makanan –terutama karbohidrat—yang dikonsumsi saat sahur bisa tetap awet sebagai cadangan energi tubuh hingga siang dan sore hari. “Pilih jenis makanan yang lebih lama dicerna usus,” jelas Haffejee dalam tulisan ilmiahnya yang berjudul “Some Health Guidelines for Ramadhan”.

Jenis karbohidrat yang lama dicerna oleh usus (slow digesting food) perlu waktu cerna sampai delapan jam oleh tubuh. Sementara, karbohidrat yang cepat dicerna usus (fast digesting food) hanya butuh waktu cerna tiga sampai empat jam. Jenis karbohidrat yang lama dicerna usus itu disebut juga disebut karbohidrat kompleks. Yang termasuk jenis ini antara lain biji-bijian seperti gandum, oat, dan beras merah. Sedangkan yang cepat dicerna merupakan karbohidrat sederhana seperti gula, nasi, dan tepung putih. Hindari makanan seperti ini karena hanya mengenyangkan perut sebentar saja.

Sebaliknya, karbohidrat yang lambat dicerna menyebabkan kadar gula dalam tubuh naik secara perlahan, dan bertahan lebih lama di dalam tubuh. Zat gula adalah salah satu sumber energi utama dalam tubuh. Itu artinya tubuh kita akan tetap punya cadangan energi yang cukup di siang hari. Dengan energi cukup, kondisi kita pun bisa tetap prima meski perut tak lagi diisi makanan.

Jenis makanan berserat yang banyak terdapat dalam sayur dan buah juga lama dicerna usus sehingga bermanfaat untuk menahan lapar.

Selain itu, yang menyebabkan kondisi lemah saat berpuasa adalah kurang cairan atau dehidrasi. Maklum saja, biasanya cairan tubuh ada terus-menerus, karena kita minum beberapa kali dalam satu hari, dengan jumlah 1,5 sampai 2 liter air per hari. Tapi, saat berpuasa frekuensi minum sangat terbatas.
Untuk menyiasati kurangnya air, Dr. Mohammad Zafar A. Nomani, ahli nutrisi dari West Virginia University Amerika Serikat menyarankan agar memperbanyak minum air putih di malam hari. Ia juga menganjurkan untuk menghindari minuman berkafein seperti kopi dan teh, serta minuman ringan. Ini karena, kafein bersifat diuretic atau menyebabkan kita lebih sering buang air kecil. Ini tentu akan menipiskan cadangan cairan tubuh sehingga memperbesar risiko dehidrasi.
Kebutuhan vitamin, seperti vitamin C juga penting diperhatikan saat berpuasa. Karena itu, saat sahur juga sangat dianjurkan untuk mengonsumsi sayur dan buah-buahan. Ini karena vitamin C berperan dalam menjaga daya tahan tubuh agar tetap sehat dan fit. Hindari memproses sayuran dan buah terlalu lama, karena vitamin sangat mudah hilang saat sayur atau buah tersebut dicuci atau dimasak secara berlebihan. Untuk praktisnya, kita bisa pula meminum suplemen atau vitamin saat sahur guna memenuhi kebutuhan vitamin tersebut. Jadi, pilih asupan gizi yang tepat saat sahur, termasuk vitamin, jika dibutuhkan. (KT)

Tidak ada komentar: